1. HOME
  2. Kesehatan Wanita
  3. Tentang Menstruasi
  4. Informasi tentang Cairan Vagina Berbau

Informasi tentang menangani cairan vagina

Informasi tentang menangani cairan vagina Informasi tentang menangani cairan vagina

Seperti apakah cairan vagina yang normal?

Cairan vagina

Cairan vagina adalah pengeluaran cairan asam yang merupakan kombinasi dari lendir leher rahim dan juga cairan dari kelenjar di vagina.

Fungsi cairan vagina

Cairan vagina berfungsi untuk menjaga agar vagina tetap terlumasi, melindungi membran mukosa, serta mencegah bakteri untuk masuk ke dalam tubuh. Cairan vagina juga membantu sperma untuk masuk menuju rahim selama ovulasi.

Jumlah cairan vagina yang dikeluarkan

Jumlah cairan vagina yang dikeluarkan bervariasi untuk setiap orang. Tidaklah jarang bagi seseorang untuk mengeluarkan cairan vagina yang cukup banyak sampai membasahi celana dalam.

Warna cairan vagina

Warna cairan vagina bisa berupa jernih, putih, atau seperti krim. Cairan vagina akan berubah menjadi kuning ketika menempel lalu mengering di celana dalam.

Bau cairan vagina

Cairan vagina biasanya berbau agak amis dan asam

Menangani cairan vagina

Gunakan panty liner jika kamu mengeluarkan cairan vagina yang cukup banyak

Selain mengganti celana dalam secara rutin, kamu bisa juga menggunakan cara-cara seperti menggunakan panty liner jika kamu mengeluarkan cairan vagina dalam jumlah banyak. Panty liner adalah pelapis celana dalam yang khusus didesain untuk menampung cairan vagina yang mungkin akan menempel ke celana dalam.

Sebuah panty liner biasanya cukup tipis, dengan ketebalan 1 hingga 2 mm, yang jauh lebih tipis dan lebih lentur untuk digunakan daripada pembalut, sehingga menggunakannya bersama celana sangatlah nyaman dibandingkan dengan pembalut. Namun demikian, kamu sebaiknya tidak menggunakannya terus-terusan. Sangat disarankan agar mengganti panty liner secara berkala, karena kalau tidak hal tersebut bisa menyebabkan bintil-bintil, gatal-gatal, atau iritasi kulit di wilayah sekitar vagina.

Bau cairan vagina berbeda untuk setiap orang

Sebagaimana bau badan yang dihasilkan tiap orang berbeda, sesungguhnya kamu tidak perlu terlalu khawatir mengenai bau cairan vagina yang kamu keluarkan.

Walaupun demikian, karena cairan vagina yang dikeluarkan mengandung protein, adakalanya terjadi bau tidak sedap jika cairan vagina dibiarkan begitu saja untuk waktu yang lama. Cairan vagina yang tertinggal di celana dalam terkadang mengering dan menjadi berbentuk serpihan-serpihan jika kamu membiarkannya tidak tercuci. Hal ini terjadi karena protein yang terkandung di dalamnya akan mengeras, dan hal ini biasa terjadi.

Jika kamu khawatir tentang bau cairan vaginamu, kamu bisa mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya dengan cara seperti mencuci cairan vagina yang tertinggal dengan air hangat, mengganti celana dalam secara rutin, atau menggunakan panty liner yang mencegah bau.

Namun, jika kamu merasakan bahwa cairan vagina yang kamu keluarkan baunya berbeda dengan biasanya, kamu sebaiknya segera pergi ke ginekolog karena mungkin salah satu penyebabnya adalah penyakit bahkan penyakit seksual menular (STD).

Berhati-hatilah untuk tidak mencuci kemaluanmu terlalu sering karena bisa membuatnya kering

Mencuci kemaluanmu secara berlebihan karena kamu khawatir akan bau yang ditimbulkanya tidaklah membuat masalahnya selesai. Kamu bahkan bisa terkena bintil-bintil karena menggunakan sabun yang tidak tepat atau gatal-gatal karena kemaluanmu menjadi kering akibat terlalu sering dicuci.

Pengeluaran cairan vagina dibutuhkan hingga taraf tertentu untuk menjaga area kemaluanmu agar tetap lembab. Air hangat sudah cukup untuk mencuci area kemaluanmu, atau kamu bisa juga menggunakan sabun khusus kemaluan jika kamu merasa tidak cukup.

Cairan Vagina Yang Tidak Normal

Buatlah catatan tentang perubahan di jumlah, warna, serta bau cairan vagina

Terkadang penyakit bisa membuat jumlah cairan vagina yang dikeluarkan meningkat, berubah warna, serta menghasilkan bau yang tidak sedap. Warna kuning atau kecoklatan merupakan pertanda adanya infeksi bakteri. Bercak darah mungkin ditemukan di cairan vagina jika terjadi pengikisan leher rahim atau polip serviks.

Cairan vagina yang tidak normal mungkin berarti bahwa kamu terkena infeksi chlamydia, trikomoniasis, atau kandidiasis (infeksi yang disebabkan oleh jamur). Maka sebaiknya kamu membuat catatan tentang warna atau bau cairan vaginamu dengan menggunakan tabel di bawah sebagai panduan. Jika kamu melihat adanya perubahan dari cairan vagina yang normal kamu keluarkan, kami sarankan agar kamu segera mengunjungi ginekolog.

Diagnosis diri sendiri tentang kondisi cairan vagina dan gejala-gejala lain

Diagnosis diri sendiri tentang kondisi cairan vagina dan gejala-gejala lain

Terlalu banyak bekerja dan stres bisa mengubah warna cairan vagina

Ketika kekebalan tubuhmu menurun karena terlalu banyak bekerja dan stres, hal ini bisa menyebabkan penurunan di kapasitas vagina sebagai langkah pemurnian, yang akan mencegah agar kuman tidak masuk ke dalam tubuh. Hal tersebut akan menyebabkan peningkatan jumlah bakteri, yang akan menyebabkan infeksi pada vagina.

Bacterial vaginosis bisa mengubah warna cairan vaginamu menjadi kekuningan seperti pada ingus. Hal ini terjadi ketika lebih banyak sel darah putih yang tercampur ke dalam cairan vagina. Cairan tersebut bisa berwarna lebih gelap, tergantung pada jenis bakteri yang menyebabkan infeksi tersebut. Jika kekebalan tubuhmu sedang lemah, kamu bisa juga terkena kandidiasis yang akan disertai dengan gatal yang terus-menerus dan juga cairan vagina yang bertekstur seperti keju lembut.

Amatilah dengan seksama kondisi cairan vaginamu

Mungkin terdengar agak sulit, namun dengan mencatat kondisi cairan vagina secara rutin, kamu bisa mendeteksi adanya infeksi jika kamu melihat adanya cairan vagina yang berbeda dengan yang normal. Maka segeralah mulai mencatat kondisi cairan vaginamu secara rutin.

Sebuah tabel suhu tubuh basal tidak hanya akan membantumu dalam menentukan fase ovulatori, tetapi juga membantumu untuk bisa melihat jika terjadi adanya sesuatu yang aneh seperti peningkatan jumlah cairan vagina yang dikeluarkan yang tidak berhubungan dengan fase ovulatori.

Semua perempuan menghasilkan cairan vagina!

Semua perempuan menghasilkan cairan vagina!

Kami bertanya pada banyak orang apakah mereka khawatir tentang cairan vagina mereka.

“Apakah cairan vagina itu?” “Apakah semua perempuan mengeluarkannya?” Cairan vagina ternyata membuat banyak perempuan khawatir karena banyak yang tidak tahu tentang cairan vagina itu sendiri.

Top 3 concerns about vaginal discharge

3 kekhawatiran yang sering muncul mengenai cairan vagina:

  1. Cairan vagina saya lengket
  2. cairan Vagina saya berbau tidak sedap
  3. Saya mengeluarkan banyak cairan

Tanya: Apakah yang membuatmu paling khawatir tentang cairan vagina?

  1. Cairan vagina lengket
  2. Cairan vagina berbau tidak sedap
  3. Cairan vagina yang banyak
  4. Tidak khawatir sama sekali

Pengalaman pribadi

Aku pikir jumlah cairan vagina yang aku keluarkan meningkat banyak akhir-akhir ini. Cairannya encer dan berwarna putih seperti susu tapi menjadi kekuningan di celana dalamku. Celana dalamku juga menjadi basah. (“Mira”, usia 28)

Aku mandi secara rutin, namun aku masih khawatir tentang baunya. Keringatku juga berbau tajam daripada orang-orang di sekitarku. Jadi itu pasti karena badanku. (“Monika”, usia 25)

Aku mengeluarkan cairan vagina dalam jumlah banyak bahkan dalam 12 hari setelah haidku dimulai. Lebih parah lagi, cairan vaginaku terkadang mengandung darah, yang benar-benar membuatku khawatir. (“Utami”, usia 34)

You might be interested in the articles related to following keywords:

RECOMMEND

KALENDER

Bagi kamu yang ingin selalu bersinar sepanjang waktu , yuk ketahui siklus serta jadwal menstruasimu untuk bisa tetap nyaman menjalani hari!

CAMPAIGN