1. HOME
  2. Kesehatan Wanita
  3. Tentang Menstruasi
  4. Proses Menstruasi

Proses Menstruasi

Proses Menstruasi Proses Menstruasi

Semua perempuan akan mengalami menstruasi selama kurang lebih 35 hingga 40 tahun semasa hidupnya. Dengan satu siklus menstruasi yang berlangsung selama sekitar lima hari setiap bulannya, maka total menstruasi yang dialami sebagian besar perempuan dalam hidupnya adalah kira-kira lebih dari enam setengah tahun.
Lama memang, namun menstruasi adalah proses penting bagi tubuh perempuan. Gambar di bawah ini menjelaskan tentang fase-fase di siklus menstruasi dan bagaimana tiap fase berlangsung:

Siklus menstruasi dan perubahan di endometrium dan pengeluaran hormon

Menstrual cycle and fluctuations in endometrium and hormonal secretions

Fase menstruasi

Semasa fase menstruasi, kehamilan terjadi ketika sel telur yang dihasilkan dibuahi oleh sel sperma dan menempel pada lapisan di dinding rahim (endometrium). Tingkat hormon progesteron dan estrogen akan menurun jika kehamilan tidak terjadi, yang menyebabkan rahim untuk meluruhkan lapisan dindingnya dan mengeluarkannya bersama darah. Luruhnya lapisan dinding rahim bersama darah ini yang disebut sebagai menstruasi.

Fase Proliferasi

Semasa fase proliferasi (atau fase folikuler), sebuah folikel (kantung berisi cairan) primer akan mulai berkembang di dalam indung telur, yang disebabkan oleh hormon perangsang folikel (follicle-stimulating hormone, FSH). Seiring berkembangnya folikel, estrogen akan dikeluarkan yang menyebabkan dinding rahim menebal secara perlahan-lahan.

Fase Ovulatori

Sebuah hormon yang bernama luteinizing hormone (LH) mulai dikeluarkan ketika tingkat estrogen memuncak, yang menyebabkan sel telur keluar dari folikel tersebut. Proses ini yang disebut dengan ovulasi.

Fase Sekretori

Setelah ovulasi, folikel akan berkembang menjadi corpus luteum yang akan mengeluarkan progesteron, yang menyiapkan agar endometrium bisa ditempeli oleh sel telur yang sudah dibuahi.

Apa yang menyebabkan terjadinya menstruasi?

Darah menstruasi mengandung luruhan/kikisan dari dinding Rahim

Dinding dalam rahim dilapisi oleh lapisan yang bernama endometrium. Lapisan rahim ini secara bertahap akan menebal seiring berlangsungnya siklus menstruasi dan akan menjadi setebal kira-kira 1 sentimeter sebelum menstruasi dimulai.

Kamu bisa membayangkannya sebagai sebuah dinding yang tebal, tetapi endometrium sebenarnya adalah sebuah lapisan jaringan yang terdiri dari sel, kapiler, serta kelenjar yang menghasilkan sekresi (keluarnya semacam lendir dari endometrium).

When menstruation begins, the functional surface layer of the endometrium breaks down and peels off. This is what causes bleeding during a period. Coagulation factors that would normally cause the blood to clot are instead broken down by an enzyme which is released as the endometrium breaks down.

Ketika menstruasi terjadi, permukaan lapisan fungsional endrometrium akan meluruh dan terkupas dari rahim. Inilah yang menyebabkan terjadinya pendarahan selama haid. Faktor koagulasi yang biasanya akan menyebabkan pembekuan darah akan teruraikan oleh enzim yang dikeluarkan ketika endometrium meluruh.

Sebagai hasilnya, darah akan dikeluarkan oleh rahim bersamaan dengan lapisan endometrium yang meluruh. Namun, pembekuan darah tidak sempurna di mana fungsi enzim pembekuan darah tidak berfungsi dengan semestinya akan menyebabkan pendarahan berat.

Singkatnya, darah yang dikeluarkan semasa menstruasi adalah lapisan dinding dari endometrium yang terkikis, dan dikeluarkan dari tubuh. Ada sebuah lapisan dasar di balik lapisan yang terkikis, yang akan membentuk lagi sebuah lapisan dinding baru di dalam rahim dan menebalkan dinding tersebut selama bulan berikutnya.

Hormon kewanitaanlah yang mengatur siklus bulanan ini, yang akan mengikis dinding rahim, mengeluarkannya bersama darah, lalu membangun lagi dinding rahim baru di bulan berikutnya. Proses ini akan diulang terus setiap bulannya di dalam rahim hingga masa menopause.

Mengapa Pendarahan Terjadi hingga Berhari-hari?

Dibutuhkan beberapa hari untuk mengeluarkan semua darah menstruasi, bukan hanya karena ukuran rahim ataupun seberapa banyak hormon yang dikeluarkan di bulan tersebut, tetapi juga karena ukuran lubang bukaan rahim tempat keluarnya cairan. Lubang ini bernama external os. Bukaan menuju vagina ini sangatlah kecil, lebih kecil daripada lubang di sedotan. Hal ini berarti dibutuhkan beberapa hari bagi seluruh darah menstruasi untuk keluar melalui lobang tersebut.

Selama menstruasi, rahim akan mengkerut untuk mengeluarkan seluruh darah di dalamnya. Sama seperti saat kamu meremas wadah pasta gigi untuk mengeluarkan isinya, butuh beberapa waktu untuk mengeluarkan semua isinya.

Posisi rahim di dalam tubuh juga akan mempengaruhi bagaimana darah dikeluarkan. Di posisi normal, sudut rahim memungkinkan darah untuk mengalir keluar dengan lancar. Namun, pengeluaran darah akan terhambat jika rahim terlalu miring ke depan atau ke belakang, yang menyebabkan pendarahan akan menjadi lebih lama atau pendarahan nampak berhenti tetapi ternyata meningkat menjelang akhir menstruasi.

Perubahan psikologis dan fisiologis selama siklus menstruasi

Siklus menstruasi normal

Rentang antara hari pertama pendarahan menstruasi dengan sehari sebelum pendarahan pertama dimulai di periode berikutnya disebut dengan siklus menstruasi. Siklus menstruasi normal berlangsung antara 21 hingga 35 hari. Siklus yang lebih pendek dari 21 hari disebut sebagai polymenorrhea; sedangkan siklus yang lebih panjang disebut oligomenorrhea.

Sebagai tambahan, menstruasi normal berlangsung antara 3 hingga 8 hari. Jika menstruasi berakhir hanya dalam satu atau dua hari, kasus tersebut disebut sebagai hypomenorrhea, sedangkan jika haid terjadi lebih lama dari 8 hari disebut menorrhagia.

Siklus menstruasi normal

Nyeri haid semasa menstruasi dapat terjadi selama ovulasi.

Perempuan akan mengalami perubahan secara fisik dan mental selama menstruasi. Masa di mana terjadi pengeluaran lendir leher rahim dalam jumlah yang banyak adalah titik tengah di dalam siklus menstruasi, yang akan berlangsung beberapa hari sebelum dan sesudah hari ovulasi. Periode inilah disebut sebagai fase ovulatori.

Sebagian perempuan dapat mengalami nyeri haid yang amat menyakitkan di periode ini. Nyeri haid diduga bisa disebabkan antara lain oleh folikel, yang berkembang untuk ovulasi dan merangsang peritoneum; atau oleh luka maupun pendarahan yang terjadi ketika sel telur keluar dari indung telur.

Kamu tidak perlu khawatir dengan nyeri haid selama rasa sakitnya masih bisa diterima, tetapi tergantung orangnya, rasa sakitnya bisa sesakit nyeri haid yang umum. Jika sakit yang dirasakan sudah tidak bisa ditahan lagi, sebaiknya kamu melakukan pengecekan ke dokter. Kamu sebaiknya mengukur suhu tubuh basalmu dan mencatat gejala sakit dan waktu terjadinya nyeri haid di dalam tabel yang akan dijelaskan berikutnya sebelum kamu pergi ke ginekolog.

Pendarahan di antara menstruasi mungkin terjadi semasa ovulasi yang disebabkan karena tingkat estrogen turun secara sementara.

Sebelum menstruasi terjadi

Banyak perempuan mengalami kecemasan baik secara fisik maupun mental sebelum menstruasi dimulai. Berikut ini adalah gejala umum sindrom premenstrual atau lebih dikenal sebagai premenstrual syndrome (PMS):

Payudara membengkak ataupun melunak, puting menjadi sensitif, sakit kepala, bahu kaku, sakit punggung, diare, jerawat, masalah di kulit, cepat marah, depresi, sulit tidur (insomnia), mengantuk, dan makan terlalu banyak.

Selama menstruasi

Perempuan cenderung mengalami gejala seperti nyeri di perut bawah, nyeri punggung, mual, diare, mudah marah, sakit kepala, anemia, lelah, pembengkakan, mengantuk, masalah kulit, serta depresi selama menstruasi.

You might be interested in the articles related to following keywords:

RECOMMEND

KALENDER

Bagi kamu yang ingin selalu bersinar sepanjang waktu , yuk ketahui siklus serta jadwal menstruasimu untuk bisa tetap nyaman menjalani hari!

CAMPAIGN